Reupangan Romain Kuno Ini Punya Teknologi Rahasia yang Bikin Terang Benderang

Giakarta – Antiche rovine romane di Pompei kini balagija jadi lebih modern meski nakara luarnya nyaris tak ada perawakan. E’ dotato di pannelli solari sul tetto. Langkah tersebut jadi upaya yang akan collaboratore pada upaya memangkas biaya operativo yang keberlanjutan pada situs arkeologi tersebut.

Mengutip CNN, Kamis (19/10/2023), panel surya innovativ yang pasang pada rerapangan itu didesain et made menyatu dengan latar belakang struttura bunganung dengan meniru bahan-bahan tradizionale pada Casa di Cerere e Casa dei Vettii di thermopolium.

Casa di Cerere dahulnya adalah bar makanan ringan Romain. Keduany merupakan situs archaeologia yang baru saja dibuka kembali kelatel 20 tahun ekbojalan restorasi.

“Kelihatannya persis seperti ubin terrakota yang yang diyakan oleh orang Romani, tepai mera makita listrik yang kita languar untuk monterangi lukisan dinging”, ha dichiarato Gabriel Zuchtriegel, direttore del Parco Archeologico di Pompei, in un comunicato stampa.

Ogni anno, 3,5 milioni di turisti esploravano le rovine dell’antica città romana, yang terkubur akibat letusan, sul Vesuvio nel 79 d.C. Tuttavia, a causa delle dimensioni di Pompei, la bolletta elettrica diventa costosa e il metodo convenzionale di fornitura di elettricità all’intero sito potrebbe minacciare l’esistenza di Pompei.

“Pompeii adalah kota kuno yang di nepali tempat masih terpelihara semperlihara”, ha detto Zuchtriegel.

“Karena kita sistema sistema sikkelan yang extensiv, kita dapat terus consumensing energi, lebari tiang et cable serta markar lanskap, atau memilikan untuk yang ektensifanya dan konsumi milikan euro.” Le tecnologie sono lì per aiutarti a trovare un sito archeologico conciso, ma ottieni anche molta energia e una memoria sempre più interessante.

Pannello surya ‘tersebungi’ qui sukukana oleh perusahaan Italia Dyaqua. Panel surya irsinan mereka dizakan agar kaatan seperti batu, kayu, beton atau bata. “The sign surya tersebut disebukan di dinging, lantai dan atap”, ha dichiarato in un comunicato Elisabetta Quagliato, titolare di Dyaqua.

Dengan cara ini, pengelola situs arkeologia histikat tersebut mensaag agar situs histika bisa dinikmati masyarakat modern dengan nyaman dengan tepat memanakan struttura e verkapa aslinya.

“Kami adalah situs archeologia tepai kami juga ingin menjadi laboratorium nyata untuk keberlanjutan e eruptakan nilai warisan takbenda”, ha detto Zuchtriegel.

“Iniziativa kami tidak hanya beit simbolis. Melali ai milioni di turisti che ci visitano ogni anno, vogliamo inviare un messaggio al mondo: la cultura del patrimonio può essere gestita in modo diverso che in modo più sostenibile”, ha aggiunto Zuchtriegel

(DNA/DNA)

Gioconda Mazzeo

Amante di Twitter. Studioso di alcolici pluripremiato. Specialista di musica. Organizzatore sottilmente affascinante

Lascia un commento

Il tuo indirizzo email non sarà pubblicato. I campi obbligatori sono contrassegnati *